BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ibadah
umroh dewasa ini menjadi sangat trend di kalangan muslim. Tidak saja sebagai
upaya ibadah sebelum menuju haji, namun juga semacam gaya hidup.
Kalangan
milenial sudah banyak yang melakukan umroh. Jadi tidak hanya terbatas pada
mereka yang sudah berusia matang namun belum mampu menunaikan ibadah haji.
Dengan
biaya yang jauh lebih terjangkau, mulai dari Rp20 jutaan, umroh jauh lebih
memungkinkan dilaksanakan kapanpun juga. Berbeda dengan haji yang harus
mengantre beberapa tahun, sekurangnya 5 tahun untuk ONH Plus dan bisa mencapai
30 tahun untuk ONH biasa.
Tentu
ini sangat mengganggu upaya beribadah ke Tanah Suci. Sementara kebutuhan untuk
berwisata religi sangat besar namun kemampuan finansial saja, ternyata belum
cukup karena masih harus berhadapan dengan tantangan atrean selama beberapa
tahun.
Akhirnya,
umroh menjadi solusi. Ibadah haji kecil ini menjadi jalan keluar terbaik
sebelum benar-benar menunaikan ibadah haji. Tidak saja rukun dan tatacaranya
hampir sama, namun juga dapat dilakukan kapanpun jua, menyesuaikan waktu kita.
Berbeda
dengan haji yang hanya dapat dilakukan satu tahun sekali pada musim haji.
Dengan demikian, seluruh jamaah haji dari seluruh dunia akan berkumpul pada
satu tempat dan masa di Kota Mekkah, tempat utama berlangsungnya ibadah ini.
Sedangkan
umroh, bisa dilakukan kapan saja. Alhasil, kepadatan umat yang ada di Mekkah,
tidaklah sepadat ketika haji berlangsung.
Di
Jawa Tengah sendiri sekurangnya terdapat 50-an biro travel penyelenggara umroh
dan haji. Satu biro travel dapat memberangkatkan setidaknya 1.000-3.000 jemaah
dalam satu tahun. Sebuah jumlah yang luar biasa mengingat Indonesia adalah
negara dengan umat Islam terbesar di dunia.
Dengan
demikian dapat dibayangkan betapa besar jumlah jamaah umroh yang berangkat dari
Indonesia ke Tanah Suci. Dikemas dalam paket wisata religi ditambah dengan tur
di dua kota yakni Medinah dan Mekkah, komplit sudah penawaran paket umroh
kepada jamaah.
Pilihan
hotel berbintang empat atau lima sebagai akomodasi, juga menjadi daya pikat
tersendiri. Keberadaan hotel berbintang yang berada dekat dengan pusat ibadah,
menjadi pertimbangan lain dari calon jamaah.
Begitu
pula dengan penggunaan pesawata terbang sebagai akomodasi utama. Berbagai
maskapai menawarkan kenyamanan dan harga yang berbeda untuk menempuh
penerbangan selama kurang lebih 10 jam.
Selebihnya?
Hampir semua sama, serupa. Tawaran city
tour Madinah dan Mekkah, layanan pendamping dan tour leader serta penambahan layanan jasa pengurusan paspor.
1.2 Sejarah DTW
Keberadaan
Kota Mekkah dan Madinah tidak terlepas dari sejarah perkembangan Islam. Mekkah
sebagai kota kelahiran Nabi Muhammad sedangkan Medinah merupakan pusat
perkembangan Islam di awal kelahirannya.
Di
Mekkah terdapat Ka’bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim. Di sinilah ibadah haji
dan umroh terpusat. Selain itu, Ka’bah juga merupakan kiblat atau arah ibadah solat
terpusat bagi seluruh muslim di dunia dimana biasanya juga disebut sebagai
Masjidil Haram.
Di
sekitar Ka’bah terdapat Maqom Ibrahim, sebuah batu yang memiliki bekas tapak
kaki Nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah bersama anaknya, Nabi Ismail. Sedangkan
di salah satu dinding Ka’bah, terdapat Hajar Aswad, sebuah batu yang diyakini
berasal dari surga memiliki bau harum, adalah sunah untuk mencium batu ini
ketika mengunjungi Ka’bah.
Di
sisi lainnya terdapat Hijir Ismail yang merupakan tatanan batu marmer setinggi
1,32 m dengan panjang melengkung sekitar 8,5 m. Garis lurus yang ditarik dari
Hajar Aswad, Maqom Ibrahim dan Hijir Ismail merupakan tempat-tempat paling
mustajab dalam memanjaatkan doa.
Adapun
di sekililing Ka’bah, ada plaza luas dengan lantai marmer yang digunakan untuk tawaf yakni ibadah mengelilingi Ka’bah
sebanyak 7 kali. Di sisi luar arah timur, terdapat Sofa dan Marwa, dua buah
bukit yang menjadi rangkaian ibadah sa’i,
dimana di tengahnya terdapat sumur zam-zam. Para jamaah wajib melakukan sa’i, berjalan dan berlari kecil
sebanyak 7 kali putaran.
Tawaf dan
sa’i merupakan rukun ibadah wajib
yang harus dilakukan para jamaah umroh. Rangkaiannya ditutup dengan pemotongan
minimal 3 helai rambut. Sedangkan niat umroh harus lebih dulu diambil di
tempat-tempat miqot yang terletak di
Mekkah dan Medinah.
Selama
melakukan umroh, para jamaah wajib mengenakan ikhrom, yakni dua buah kain yang
wajib dikenakan dan tanpa jahitan. Jadi, jika jamaah mengambil niat (miqot) di Medinah, maka ia sudah wajib
mengenakan ikhrom sejak dari Medinah. Sedangkan yang mengambil miqot di Mekkah,
juga sudah mengenakannya, disertai dengan beberapa larangan yang berlaku sejak
pengambilan miqot.
Di
sekitar Mekkah ini juga terdapat beberapa tempat yang akan dikunjungi jamaah
sebagai bagian dari city tour. Di
antaranya Jabal (Gunung) Tsur (tempat Nabi Muhammad bersembunyi kala hijrah)
dan juga Gua Hiro’ tempat pertama kali Muhammad menerima wahyu.
Ada
juga Padang Arofah yang hanya ramai digunakan saat musim haji, begitu pula
dengan Musdalifah. Jamaah juga akan diajak city
tour ke Jabal Rohmah, sebuah bukit dimana pertemuan Adam dan Hawa terjadi
pertama kali di bumi sejak mereka terdepak dari surga.
Adapun
kota suci kedua adalah Medinah yang berjarak sekitar 500 Km dari Mekkah. Di
Medinah terdapat Masjid Nabawi yang merupakan tempat suci kedua setelah
Masjidil Haram.
Di
sekitar masjid terdapat makam Nabi Muhammad, makam-makam para sahabat serta
yang paling istimewa adalah Raudloh. Raudloh adalah sebuah tempat di dalam
Masjid Nabawi dimana ini merupakan tempat yang paling mustajab dalam berdoa
layaknya tempat mustajab lain di Masjidil Haram.
Ketika
di Medinah, jamaah umroh juga akan diajak city tour ke beberapa tempat. Di
antaranya Masjid Quba (masjid pertama yang dibangun), kebun kurma (Medinah
terkenal dengan hasil kurma yang berkualitas, serta makan kurma dipercaya
merupakan sunah rasul) dan terakhir diajak ke Jabal Uhud.
Gunung
ini merupakan lokasi berlangsungnya Perang Uhud, tidak jauh dari Medinah. Di
perang ini pula, gugur 70 syuhada (pahlawang perang yang mati syahid) dan
berakhir dengan kekalahan di pihak muslimin.
Sebagai
catatan, setiap beribadah di Masjidil Haram diberi ganjaran pahala 100 ribu
kali lipat. Sedangkan di Masjid Nabawi, dijanjikan imbalan pahala 10 ribu kali
lipat.
BAB
II
HASIL
TEMUAN
2.1. Daya Tarik
Seperti
banyak diketahui, haji merupakan salah satu rukun Islam kelima atau terakhir.
Haji ini bersifat wajib dengan syarat pelaksanaannya adalah jika mampu.
Arti
kata mampu di sini memiliki arti bahwa mereka yang akan melakukan haji harus
benar-benar mampu secara finansial dan fisik. Pasalnya, ibadah haji harus
dilaksanakan di Tanah Suci, di dua kota suci yakni Mekkah dan Madinah.
Berbeda
halnya dengan keempat rukun Islam lain, bisa dilakukan di lokasi manapun umat
berada. Karenanya, syarat mampu secara finansial dan fisik, sangat dibutuhkan.
Setidaknya
butuh angka puluhan juta untuk melakukan ibadah haji. Belum juga antrean yang
sangat lama karena tingginya minat warga muslim Indonesia untuk berangkat haji.
Untuk
Ongkos Naik Haji (ONH) berkisar Rp35 juta dengan masa tunggu lebih dari 20
tahun. Sementara untuk ONH plus dengan masa tunggu sekitar 2-5 tahun, seorang
jamaah harus membayar sekitar Rp150 juta.
Dari
sinilah ibadah umroh mulai menjadi tren. Meski biayanya hampir sama dengan ONH
biasa, namun untuk umroh, seorang jamaah tidak perlu menunggu. Mau berangkat
kapanpun juga, bisa.
Biaya
umroh yang mulai dari belasan hingga puluhan juta - bahkan ada yang menawarkan
di angka Rp35 juta, hampir sama dengan ONH- diminati masyarakat. Kesempatan
mengunjungi Tanah Suci tanpa harus antre bertahun-tahun, terbuka lebar.
Bahkan
saat ini umroh juga banyak diminati oleh kalangan muda. Jika di beberapa tahun
lalu, ibadah haji lebih banyak dilakukan oleh orang berumur, umroh sebaliknya
malah banyak diminati jamaah dengan usia di bawah 40 tahun.
Meski
bukan berarti tidak ada jamaah umroh yang berusia di atas 50 tahun, namun sebagian
besar rombongan biro travel, didominasi mereka yang berusia muda. Waktu
pelaksanaan yang cukup singkat, hanya sekitar 9-15 hari menjadi pertimbangan
lainnya. Berbeda dengan haji yang pelaksanaannya butuh sekitar 40 hari atau 1
bulan lebih.
Daya
tarik lainnya adanya ‘iming-iming’ pahala berlipat ganda saat beribadah. Dimana
di Masjidil Haram dikalikan 100 ribu dan di Masjid Nabawi dikalikan 10 ribu.
Selain
itu, kota-kota suci memang menjadi daya pikat tersendiri bagi setiap insan
beragama tidak hanya muslim saja. Serupa dengan Nasrani dan Yahudi dengan
Yerusalem atau Katolik dengan Vatikan-nya.
Mengunjungi sebuah kota
suci, diyakini tidak saja akan meningkatkan keimanan. Namun, biasanya
masing-masing agama menjanjikan adanya pahala yang berlipat ganda bila dapat
berdoa di tempat-tempat suci yang ditentukan.
2.2 Motivasi Wisatawan
Motivasi yang melatarbelakangi para
jamaah umroh adalah untuk meningkatkan keimanan. Selain itu, adanya pahala yang
sangat banyak juga menjadi motivasi lainnya.
Sebagian
juga merasa tidak sabar menunggu antrean haji yang sangat panjang. Dengan
ber-umroh, setidaknya mereka telah melakukan haji kecil sekaligus belajar jika
suatu ketika giliran ber-hajinya sudah kuota pemberangkatan.
Motivasi
lainnya adalah lebih terjangkaunya biaya perjalanan umroh. Selain itu, dengan
umroh, beberapa kalangan menganggap dirinya belum cukup sempurna keimanannya
sehingga ‘masih dapat’ berbuat dosa kembali, berbeda dengan haji yang menuntut
kesempurnaan perilaku orang yang sudah mendapat gelar tersebut.
Lebih dari itu, dengan
melakukan doa-doa di tempat mustajab, jamaah berharap dosa-dosa mereka yang
telah lampau akan diampuni. Dengan demikian, latar belakang motivasi wisatawan
untuk melakukan umroh sebenarnya lebih pada peningkatan keimanan dan pengampunan
atas dosa yang telah dilakukan.
2.3 Target Wisatawan
dan Paket produknya
Target utama
paket umroh adalah wisatawan muslim. Rentang usianya tidak terbatas. Bahkan
dewasa ini, cukup banyak wisatawan yang mengajak serta anak-anak mereka untuk beribadah
umroh.
Waktu
yang cukup singkat, memungkinkan mereka mengajak serta anak-anak. Berbeda
dengan ibadah haji yang cukup panjang serta lebih banyaknya jamaah saat itu,
sehingga cukup merepotkan jika mengajak anak.
Adapun bagi difable atau orang tua yang memiliki
kesulitan berjalan, dapat pula menggunakan fasilitas kursi roda. Fasilitas ini
mudah didapat di bandara atau bahkan di Masjidil Haram saat melakukan tawaf dengan imbalan jasa tertentu.
2.4 Proses Penyampaian
Produk
Proses
penyampaikan produk tidak dilakukan secara massive.
Meski pada beberapa biro travel menyediakan sarana promosi dengan beriklan,
namun agen yang sudah memiliki kepercayaan tinggi, tidak melakukan promosi.
Biro
travel lebih banyak menempatkan kantor-kantor cabang di daerah untuk menjaring
calon jamaah. Kawasan Pantura mendominasi jumlah jamaah umroh dibanding kawasan tengah yang lebih tertarik untuk langsung melakukan ibadah haji.
Kantor biro travel
daerah biasanya secara kontinyu melakukan promosi dengan menempatkan marketing agent di daerah tersebut. Agen
tersebut selain bertugas merekrut calon jamaah, juga melakukan bimbingan atas
teknis keberangkatan jamaah dari daerah hingga ke bandara internasional.
Menariknya, calon
jamaah dari daerah tidak terlalu kritis dalam menyikapi akomodasi yang
disediakan penyelenggara. Bagi mereka, keberangkatan umroh sudah menjadi tolok
ukur penting dalam hidup mereka, tidak peduli apakah hotelnya berjarak jauh,
berlabel bintang atau tidak, maskapainya bonafide
atau tidak.
Inilah yang menjadi kekuatan
tersendiri bagi biro travel dalam menjaring calon jamaah. Ukuran kenyamanan
tidak lagi menjadi patokan selama mereka bisa beribadah dengan baik dan tenang.
BAB
III
PEMBAHASAN
Ibadah
umroh dapat dikategorikan sebagai salah satu wisata minat khusus. Bahwa menurut
Hughes (2000), wisata minat khusus
adalah suatu jenis aktivitas, yang memiliki kualitas dari
sisi minat,
motivasi, dan keterlibatan.
Para
jamaah umroh memiliki minat dan motivasi yang sama dalam beribadah. Begitu pula
dengan keterlibatan mereka dalam setiap sisi peribadatan yang dilakukan secara
berjamaah dan mungkin dalam beberapa ibadah individual.
Secara
rinci, Hughes juga membagi konsep wisata minat khusus dengan variabel rewarding, enriching, adventure dan learning. Konsep ini akrab disebut
dengan REAL.
3.1. Rewarding
Keberadaan
Mekkah dan Medinah sebagai destinasi utama ibadah umroh adalah sebagai kota
suci. Manfaatnya tidak saja menyatukan seluruh jamaah dari seluruh dunia namun
juga mempersatukan budaya dan etika hidup yang berbeda-beda.
Masyarakat
dari seluruh belahan dunia memiliki adat dan etika yang tidak sama. Sesama
jamaah dapat saling belajar menghargai perbedaan ini.
Manfaat
nyata yang bisa diambil tentu saja wisatawan ini tidak sekedar berwisata religi
namun juga mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Secara sosial kemasyarakatan,
status mereka juga naik karena tidak semua warga bisa melakukan umroh.
Pendekatan
diri kepada Yang Maha Kuasa adalah manfaat spiritual yang tidak dapat
digambarkan dengan kalimat. Pencapaian tertinggi dari umat manusia, merasa
dekat dengan Tuhannya, hampir tak terukur dengan nilai nominal.
Inilah
manfaat lebih dari wisata minat khusus di bidang religi. Ukuran kepuasan,
kemanfaatan, pendekatan diri kepada Illahi, jauh melebihi nilai dari seluruh total
biaya yang mungkin lebih mahal daripada berwisata ke lokasi lain manapun.
Ada
baiknya ke depan, pengelola dan biro travel menambah fasilitas perjalanan
dengan penyediaan layanan untuk umroh backpacker. Ini seiring dengan tingginya
minat masyarakat untuk melakukan solo travelling termasuk untuk beribadah
umroh.
3.1 Enriching
Proses pengayaan
diri yang diperolah jamaah umroh cukup banyak. Setidaknya, dilihat dari sisi
spiritual.
Adanya
ganjaran pahala berlipat ganda sampai ratusan ribu, membuat setiap individu
seolah berlomba melakukan ibadah sebanyak-banyaknya. Ada perasaan tidak rela
jika tidak beribadah, minimal melakukan wiridan atau hanya solawatan.
Mereka
juga menjadi berlama-lama di dalam Masjidil Haram atau Masjid Nabawi. Hampir
semua waktu terutama sebelum atau sesudah solat wajib 5 waktu, diisi dengan
tambahan ibadah untuk meraih pahala yang berlipat ganda.
Jamaah yang semula jarang melakukan
solat sunah, jarang membaca Al Quran bahkan jarang wirid, memanfaatkan momentum
ini dengan beribadah sebanyak-banyaknya. Ada rasa enggan meninggalkan tempat
solat, apalagi jika sudah mendapatkan tempat mustajab dalam berdoa.
Dalam
hal ini, biro perjalanan biasanya sudah memberi kebebasan bagi jamaah untuk
melakukan pengayaan diri. Mereka dipersilahkan melakukan ibadah individual
(seperti berdoa di raudloh, mencium Hajar Aswad, melakukan tawaf sunah, atau berlama-lama di masjid), dengan sebelumnya
diberikan gambaran dari sisi keamanan.
Mutowwif
yang menjadi tour guide selama umroh,
sebelumnya juga telah memberikan penjelasan terkait situasi kondisi serta
pengenalan lingkungan sekitar. Hal ini terkait dengan pintu keluar masuk Masjid
Nabawi yang sangat banyak, serta ribuan jamaah lain yang memadati Masjidil
Haram yang mungkin bisa membuat jamaah tersesat karena tersedot pusaran massa.
Proses
pengayaan diri sepertinya sudah optimal. Namun masih memungkinkan ditambah
secara personal dan individual, dimana masing-masing jamaah masih bisa meningkatkan
ibadahnya di dua masjid tersebut dengan tidak melupakan faktor istirahat dan
kesehatan masing-masing mengingat Mekkah dan Medinah memiliki kondisi cuaca
yang berbeda dengan di Indonesia.
3.3 Adventure
Sisi eksplorasi
dapat diperoleh wisatawan yang mengikuti ibadah umroh secara soft exploration. Mutowwif yang bertindak selaku tour guide banyak memberikan
masukan, penjelasan hingga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan jamaah.
Ini terkait dengan budaya, kebiasaan
serta kultur yang berbeda dari masing-masing negara. Begitu pula dengan aturan
baik yang diterapkan di Arab Saudi maupun aturan hukum agama yang diterapkan di
Masjidil Haram maupun Masjid Nawabi (seperti misal, lelaki dan perempuan tidak
boleh berada dalam satu ruangan yang sama saat beribadah).
Terlepas
dari eksplorasi peribadatan, jamaah juga dapat melakukan eksplorasi lain baik
dari sisi kuliner ataupun wisata belanja. Apalagi Masjidil Haram dikelilingi
pusat-pusat perbelanjaan ternama yang bisa jadi menggoda iman untuk berbelanja.
Namun
demikian, eksplorasi ini lebih banyak dilakukan oleh mereka yang berusia di
bawah 50 tahun. Sebaliknya, mereka yang berusia di atas 50 tahun memilih lebih
banyak beribadah di dalam masjid atau memanfaatkan waktu untuk beristirahat.
Jadwal solat 5 waktu ditambah dengan
ibadah sunah lain, waktu tempuh perjalanan serta kondisi masjid yang sangat
besar dan luas, cukup menyita tenaga. Karenanya dibutuhkan energi ekstra
(terutama yang masih berusia muda) untuk melakukan eksplorasi lebih di luar
jadwal (itinerary) yang sudah disusun.
Adanya
city tour sebenarnya cukup membuat
kesempatan melakukan eksplorasi bagi jamaah. Di Kota Medinah maupun Mekkah, city tour diberikan dengan mengunjungi
tempat-tempat bersejarah yang terkait langsung dengan perkembangan Islam.
Hanya saja, waktu city tour yang singkat (dibatasi waktu solat dan keinginan untuk
melakukan solat di dua masjid dengan pahala berlipat ganda) menjadi kendala.
Namun karena sekali lagi niatan jamaah adalah untuk beribadah, sepertinya
eksplorasi tidak terlalu menjadi kebutuhan yang mendesak.
Dan
jika jamaah hendak melakukan eksplorasi lebih, bisa saja dilakukan secara
individual di luar jadwal yang sudah ditentukan. Tentu saja konsekuensinya adalah
kehilangan kesempatan menambah pahala yang berlipat ganda beribadah di dua
masjid tersebut.
3.4 Learning
Dalam wisata minat khusus ibadah umroh,
wisatawan yang juga jamaah dapat belajar banyak hal. Yang paling menonjol tentu
saja sisi spiritual.
Meski mungkin sebagian
besar jamaah yang melakukan umroh memiliki tingkat keimanan lebih tinggi dari
rata-rata, namun tidak jarang juga yang masih awam soal agama. Setidaknya,
golongan awam ini akan lebih dulu belajar ilmu-ilmu agama, belajar membaca Al
Quran serta belajar wawasan keimanan sebelum keberangkatan.
Lebih dari itu, meski
bingkainya adalah wisata minat khusus, wisata religi tetap saja berbeda dengan
wisata minat khusus lainnya. Peminat tidak bisa begitu saja berangkat untuk
berwisata.
Ada proses pembekalan
khusus bagi jamaah umroh sebelum berangkat yang biasanya disebut manasik.
Proses manasik adalah pembelajaran teori ibadah umroh (saat manasik haji,
dilengkapi dengan praktek) mulai dari pembacaan niat (miqot), penggunaan pakaian ikhrom, tawaf, sa’i dan ditutup
dengan pemotongan rambut.
Karena merupakan
rangkaian ibadah, tatacara dan susunannya tidak boleh salah. Jamaah juga tidak
boleh melakukan kesalahan atau larangan yang sudah disampaikan jika sudah
mengambil miqot untuk berumroh.
Proses pembelajaran ini
tidak dapat dilakukan langsung sembari praktek di lapangan. Manasik menjadi
tahapan penting pembelajaran yang dilengkapi dengan buku saku umroh/haji
beserta doa-doa lengkap dengan bacaan dalam Bahasa Arab, Indonesia lengkap
dengan artinya.
Jamaah menjadi semakin
memahami arti penting haji kecil, sebelum benar-benar menunaikan ibadah haji
nantinya. Pengetahuan ini akan sangat berguna yang dapat ditularkan kepada
jamaah lain saat berkesempatan menunaikan ibadah haji atau kembali melakukan
umroh di lain waktu.
Jamaah juga diajarkan
untuk tidak menganggap remeh apapun hal di dua kota suci tersebut. Beberapa pengalaman
dan kisah mengajarkan agar setiap jamaah tidak menyepelekan apapun hal, baik
yang bersifat informatif atau sekedar ucapan ringan atau akan mendapatkan
balasan instant saat itu pula. Meski terkesan
sedikit mistis, namun banyak fakta terjadi terkait satu hal ini.
City
tour
ke tempat-tempat yang terkait dengan perkembangan Islam, juga menambah
pengetahuan jamaah. Pengalaman langsung ini tentu berbeda dengan yang diperoleh
dari buku-buku sejarah Islam.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Membaca
paparan di atas, kota-kota suci berbagai agama memang selayaknya dapat menjadi
daerah tujuan wisata. Hanya saja mungkin wisata religi dengan minat khusus saja
yang dimaksud.
Keinginan
dekat dengan Tuhan melatarbekalangi pariwisata jenis ini. Yang mesti sebenarnya
dapat dimasukkan dalam kategori mass tourism, namun karena kondisi geografis
yang jauh, biaya yang mahal, menjadikannya lebih ke arah minat khusus.
Minat yang sama untuk berwisata religi
menjadikannya klaster khusus. Namun demikian, ibadah umroh kini sepertinya
sudah bergeser menjadi gaya hidup. Ini dibuktikan dengan semakin banyaknya anak
muda yang ber-umroh.
Dalam usia mereka, biasanya lebih
memilih untuk berwisata ke destinasi lain. Apalagi dengan kondisi keuangan yang
lebih baik, bisa saja mereka memilih bepergian ke destinasi lain di seluruh
dunia.
Pilihan untuk umroh, menjadikan landasan
bahwa di sebagian jamaah, gaya hidup serta kebutuhan untuk dekat dengan Tuhan
adalah mutlak. Di satu sisi mereka religius, di sisi lain mereka tidak
kehilangan kesempatan untuk tetap melakukan updating
social media mereka.
Tawaran produk memang cukup banyak
variasi yang dibuktikan dengan range
harga yang bermacama-macam. Meski demikian, variasi produk sebenarnya hanya fasilitas
akomodasi yang diperoleh wisatawan. Selebihnya adalah sama terutama yang
terkait dengan fasilitas peribadatan.
Para jamaah peserta umroh juga
mendapatkan edukasi berbagai hal. Selain dari sisi keagamaan, mereka juga
mendapat edukasi bagaimana bepergian dengan pesawat terbang (bagi sebagian
jamaah yang belum pernah menggunakan pesawat terbang), edukasi pengurusan
paspor termasuk saat memasuki imigrasi dan sebagainya.
Wisata minat khusus umroh ini juga
sangat sesuai dengan konsep REAL. Semua elemen memiliki kualitas yang terukur
baik dari sisi rewarding, enriching, adventurous
hingga learning.
Semua
jamaah mendapatkan kualitas yang sama sebagai wisatawan
4.2 Saran
Pengelola wisata
minat khusus memang selayaknya bukan pengelola destinasi biasa. Sertifikasi dan
perijinan menjadi syarat mutlak sebelum mereka membuka jasa paket wisata ini.
Karenanya, pemerintah sangat ketat dalam
memberikan perizinan terkait ibadah umroh dan haji.
Variasi
produk yang diberikan juga sangat baik. Paket wisata selama 9 hari ada baiknya
dapat dikemas lebih ringkas atau dijadikan variasi tambahan.
Wisatawan juga diberikan pilihan paket
ringkas 5 hari dengan hanya menyelesaikan ibadah umroh tanpa adanya city tour. Tentunya tawaran harga juga dapat
jauh lebih murah mengingat bea akomodasi yang juga lebih ringan.
Adapun untuk meraih
segmen anak muda, pengelola ada baiknya melakukan terobosan promosi. Salah satunya
dengan menggandeng influencer atau public figure sekaligus menegaskan jika
umroh bukan milik mereka yang sudah berumur saja.
Gaya hidup milenial
yang relijius tidak ada salahnya untuk dibidik sekaligus melebarkan sayap
bisnis. Dengan semakin banyak segmen pasar yang digarap