Beberapa sikap ini seringkali kita lakukan tanpa disadari. Akibatnya
cukup fatal, apalagi jika dilakukan selama Bulan Ramadhan. Padahal, apa yang
kita lakukan ini, seringkali pula kita lakukan dalam keseharian. Jika tidak
ingin pahala puasa menguap, simak hal-hal sepele apa saja yang bisa kita
hindarkan agar puasa kita tidak hanya mendapat lapar dan dahaga seharian. Tentunya kita mau menuju Islam yang kaffah kan, yang sempurna.
Tapi tenangggg,
ini juga sering saya lakukan kok, jadi mari saling mengingatkan kayak tukang
kredit ngejar-ngejar tagihan haha.
1. Pulang Mepet Waktu Berbuka
1. Pulang Mepet Waktu Berbuka
Adalah mengasyikkan pulang kerja atau main
or dolan lalu pulang ke rumah kira-kira 5-10 menit sebelum adzan Magrib
berkumandang. Jadi saat buka puasa tiba, kita sudah di home sweet home, berbuka
bersama keluarga. Sayangnya, seringkali kita lupa saat berkendara dengan baik demi
mengejar mepetnya waktu berbuka.
Banyak orang memilih berjalan zig zag, yak-yakan, serobot kiri kanan, memotong
jalur orang lain. Akibatnya, banyak orang mengumpat. Seringkali pula, kita
saling serobot beradu paling depan saat di lampu bangjo. Tujuannya tentu saja
agar bisa langsung tancap gas saat traffic light menyala hijau. La untung cuma tancap
gas, bukan nyungsep karena ngebut...
Sebaiknya jika memang ingin berbuka bersama
keluarga, pulanglah lebih gasik gih, jangan mepet-mepet. Meski harus disadari
pula, hal ini terkait langsung dengan faktor kebiasaan buruk warga berkendara
serta kedisiplinan yang rendah. Sekali lagi, saya juga termasuk di dalamnya kok
hehe
2. Ghibah
Ini juga sulit lo dihindari. Kebiasaan buruk
ngomongin teman, ngegosip bisa berujung kepada ghibah atau ngomongin keburukan
orang.
Cukup wajar memang jika dalam setiap
obrolan apalagi perbincangan yang menarik asyik, bertema tentang orang lain dan
aktivitasnya. Tapi haru hati-hati, tema obrolan biasanya tidak akan jauh-jauh
dari si A yang ternyata begini, si B yang nyatanya begitu dan sebagainya.
3. Misuh
Sudah jadi rahasia umum, kita sering misuh
(mengeluarkan umpatan saat menemui kenyataan yang tak sesuai dengan harapan). Misuh
bahkan sudah menjadi bagian hidup sehari-hari. Tidak jarang, kebun binatang
seisinya, bisa keluar lo untuk bukan binatang aslinya yang muncul, bisa
dibrakot tuh...hauuummm.
4. Ngabuburit yang Kebablasan
Menunggu waktu berbuka sembari ngabuburit,
tentu mengasyikkan. Bersama warga yang lain berkumpul di satu tempat terbuka,
menonton sesuatu hal sembari menunggu bedug, ngobrol bersama rekan, membuat
waktu bergulir cepat.
Hati-hati, waspada jangan sampai waktu
ngabuburit menjadi blunder karena pahala puasa seharian hangus. Padahal tinggal
beberapa menit lagi menuju berbuka...
5.
Kalap Berburu Takjil
Ngabuburit yang selalu menjadi kebiasaan
sebagai aktivitas paling asyik menunggu bedug dug dug... apalagi saat ini
tempat-tempat favorit untuk ngabuburit, selalu dipenuhi dengan penjual makanan.
Dalam kondisi perut lapar, demi melihat
makanan yang ada, semua seolah terasa nikmat. Semua muanya pengin dimakan. Namun
saat sudah mengunyah satu dua makanan, perut sudah terasa penuh. Ini wajar
karena perut kosong layaknya jebakan karena begitu diisi dikit sata, sudah
berasa kenyang. Akibatnya, makanan yang sudah dibeli menjadi tidak termakan
sia-sia...eman eman kan, mending dikirim ke rumah saya.
6. Menunda Solat Magrib
Saat bedug Magrib berkumandang, kita selalu
bergegas membatalkan puasa. Memang sih ada dalil hadist untuk menyegerakan
berbuka. Tapi ya jangan salah, itu hanya untuk membatalkan puasa kita saja,
bukan terus membabi buta menyantap semua hidangan yang ada. Apalagi waktu untuk
menjalankan ibadah Solat Magrib itu sangat pendek, tidak lebih dari 60 menitan
lo.
Bisa juga disiasati membatalkan puasa dulu
dengan teh hangat atau semangkuk kolak pisang. Untuk makan besarnya, kita nomer
duakan saja dulu setelah solat. Toh bukan hatinya yang kita duakan kok hehe
7. Kekenyangan Usai berbuka
Menjadi rahasia umum juga, kita kalap saat
berbuka. Semua makanan yang ada di meja, kita sikat habis tanpa sisa.
Bisa ditebak, perut kekenyangan. Akibatnya tentu
saja jadi males ngapa-ngapain, terutama untuk Solat Tarawih. Ya meski ini
adalah solat sunah, namun hanya ada di Bulan Ramadhan, eman-eman kan jika tidak
dimanfaatkan apalagi pahalanya akan dilipatkan 1000 kali. Bayangkan jika
pahalanya berbentuk 1.000 kali balikan sama mantan, kamu masih mau nolak?
8. Bersedekah Namun Kurang Ikhlas
Kenapa kurang ikhlas dan bukan pakai kata
tidak ikhlas? Saya yakin, semua orang yang sudah niat bersedekah, pasti ikhlas.
Hanya kadar ikhlasnya yang mungkin berbeda.
Sedekah yang kurang ikhlas adalah semisal
kita memberikan sesuatu namun ala kadarnya, bukan yang terbaik yang kita bisa. Misal
kita sodakoh beras, namun dari kualitas yang biasa-biasa saja. Atau memberikan
baju untuk berlebaran, namun dari kualitas yang biasa-biasa pula. Jika orang
yang menerima sedekah kita saja enggan menggunakannya, mungkin pahalanya juga
enggan mampir ke kita karena keikhlasan kita yang juga setengah-setengah.
Kamu gak mau juga kan klo cinta dia juga
hanya setengah-setengah ke kita?
9. Membayar Zakat Fitrah Mepet-Mepet
Untuk menyempurnakan puasa kita, diwajibkan
untuk membayar zakat fitrah. Zakat inilah yang akan membersihkan dosa-dosa
kecil kita di hadapan Allah. Tujuannya agar sesama yang kurang mampu, ikut
merasakan kemenangan usai sebulan penuh berperang melawan hawa napsu.
Nah, waktu terbaik membayar zakat fitrah
adalah sesaat sebelum adzan Solat Idul Fitri berkumandang. Lebih baik lagi jika
dibayarkan di malam hari menjelang Idul Fitri jadi saat hari kemenangan tiba,
fakir miskin dan penerima zakat lainnya (mustahik), bisa bersama-sama Muslim
lainnya, menikmati kemenangan.
Nah itu tadi beberapa hal sepele yang mungkin akan
mengurangi pahala puasa kita. Kebenaran semata milik Allah, namun ini juga self
reminder kok bagi diri pribadi saya. Mungkin juga saya masih sering
melakukannya, ya maklum lah...manusia hehe tempat salah dan lupa. Yang penting
saling ngingetin ya gaes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar