Nopember 5, 23.45
GENAP 25 tahun saya memilih dan mencintai klub besar
penuh sejarah, Manchester United (MU). Selama itu pula, jangankan bermimpi,
membayangkan saja saya tak pernah mampu.
Terlalu banyak pengorbanan dan usaha yang harus saya
lakukan untuk kesana. Memang sesekali pernah terbersit untuk pergi ke markas
sekaligus stadion kebanggaan para fans MU tersebut, namun hal itu tak pernah
saya pelihara.
Hingga kisaran 10 tahun lalu, melalui perjumpaanyang
sudah diatur Allah serta garis takdir, bertemulah kami para pecinta MU di
Semarang. Bernaung di bawah atap rumah bernama Indomanutd, kami membangun
pondasi cinta bersama. Tidak saja kini kami berteman, lebih dari itu, kami
adalah keluarga besar.
by Wikipedia |
Seiring itu pula, melalui perjumpaan, obrolan serta
diskusi, mucnul kembali gairah untuk menata mimpi ke Old Trafford. Bagi kami,
pergi ke OT dapat diibaratkan ‘berangkat hajinya’ para Manutd’ers. Kami sebut
ini, Naik Old Trafford, serupa dengan istilah naik haji. ‘Ibadah’ ini menjadi
rukun wajib ketiga setelah ‘keharusan’ selalu menonton match, lalu selalu
mencari info mengenai para player dan isu-isu yang melingkupinya.
Tentu saja semua social media yang terhubung dengan
klub kecintaan itu terus melekat di aplikasi gawai masing-masing. Tak terhitung
pula tampilan OT yang selalu menjadi magnet utama untuk membangun kembali
puing-puing mimpi ke Manchester, duduk di salah satu tribun, datang ke lapangan
dan bersujud mencium rumputnya, berguling sebentar jika diizinkan, memasuki
lorong pemain menuju stadion atau pula berbelanja semua pernak-perniknya di
Mega Store.
Aihhh...mimpi yang membahagiakan.
Tidak... tidak. Saya bukan sedang membicarakan
berhala atau hal-hal yang terkait dengan agama saya. Ini murni duniawi. Persoalan
ini pula yang seringkali memunculkan perdebatan-perdebatan dengan mbak bojo
yang seolah saya lebih mengutamakan ke OT daripada ke Baitullah untuk
menunaikan rukun Islam kelima. Tidak. Tolong jauhkan pikiran itu dari
benakmu...
Terbang ke Manchester lalu ke markas Red Devils,
adalah mimpi terbesar saya. Dan beberapa menit menjelang pergantian usia ini,
saya berusaha menuangkan hal yang menjadi salah satu penyemangat hidup, satu
persoalan yang selalu saya banggakan bahkan menjadi bagian dari personal
branding gus Wahid United.
Bahwa Wahid adalah MU, bahwa MU adalah bagian dari
hidup seorang gus Wahid. Satu kesatuan, tak terpisahkan. Ada Wahid, tentu
selalu dengan baju MU yang melekat. Ataupun jika terpaksa, masih ada aseksoris
MU lainnya, di badannya.
Rosyad kibarkan bendera Indomanutd Semarang di OT..woww |
23.54
MASIH beberapa menit menuju 6 Nopember. Jalan sayapun
belum terbuka. OT masih jauh di sana, menunggu saya meralisasikannya.
Bukan tanpa usaha tentu saja. Namun tetap saja
dengan gaji pas-pasan, semua mimpi memiliki batasan. Yang bahkan bisa tak
tercapai laksana menggayuh bintang di semesta.
Tak patah arang. Mimpi inilah yang akan membuat saya
terus hidup, tetap hidup dan selalu bersemangat menjalani hidup. Baju MU yang
melekat setiap hari –bahkan saya tak memakai baju MU hanya ketika tidur dan
mandi tentu saja-, adalah moodbooster, tangga untuk meraih mimpi.
Tak peduli berapa kali pertanyaan, “Sudah pernah ke
Manchester, mas?” atau “Belum komplit lo mas kalau mencintai MU tapi belum ke
OT.” Saya bergeming. Mencintai MU dalam keseharian adalah kewajiban, dan pergi
ke OT adalah rukun terakhir cinta ini, jika mampu.
Pun saya tak berdiam diri. Upaya-upaya kecil terus
saya pupuk laksana menyemai bibit-bibit tauge di musim hujan. Saya sirami, saya
berikan cahaya matahari yang mencukupi. Sayangnya, tabungan ke OT bukanlah
tauge yang setiap kali disiram, tumbuh berlipat.
Sayangnya, tabungan tetaplah hanya angka yang tak
jauh dari keinginan untuk menjumputinya ketika kebutuhan menjadi persoalan
besar. Belum lagi persoalan di kantor kerja yang membuat saya harus berpikir dan
berupaya lebih keras. Akankah Theater of Dreams semakin menjauh?
Saya coba cara unik ini. Mengumpulkan lembaran
rupiah dalam galon besar. Melubanginya sebagai jalan udara sekaligus lubang
besar memanjang untuk memasukkan kertas-kertas berpita magnetis sekuritas tersebut.
Tapi entah sampai kapan akan membesar angkanya...
Cara ketiga adalah terus memupuk semangat bersama
saudara-saudara saya yang lain di Indomanutd. Kami sepenanggungan. Tidak semua
dari kami berkesempatan mengunjungi OT karena memang kondisi ekonomi kami tidak
sama.
Tawaran datang dari sponsor. Dengan memenangkan
undian, kami bisa berangkat ‘menunaikan ibadah naik Old Trafford’. Saya terus
berdoa agar saya salah satunya. Entah kapan keberuntungan akan menghampiri. Hanya
bisa pasrah.
Bryan dan sponsor keberuntungannya ke Old Trafford |
Alternatif terakhir, saya menulis kisah permohonan
dan mimpi besar ini. Tentu saja tidak pernah berharap ada dermawan berbaik hati
lalu datang menghampiri, “Hai Wahid, karena kamu bagus dan bla bla bla, kamu
tak berangkatin ke Old Trafford. Semua biaya aku tanggung, kamu tinggal siapin
badan, kamera dan paspor.”
Dan bum....beberapa minggu kemudian, social media
saya penuh dengan foto-foto saya mejeng di OT. Di Sir Matt Busby Way, di depan
stadion saat menjelang malam, foto berlatar Sir Matt Busby di tribun timur, lalu
di dalam stadion dengan background tulisan Manchester United di tribun, duduk
di salah satu kursi kosong di antara 75.635 kursi stadion lainnya sambil menopang kaki, atau sok
sombong ngopi Posong kesukaanku di Red Cafe. Eh memangnya ada Kopi Posong
sampai Manchester...
Dan puncak dari
segala ibadah ini tentu aja menyaksikan match langsung MU di Old Trafford. Berharap
para pemain melumat habis lawan-lawannya dengan clean sheet di depan mata saya
secara langsung. Ya tentu saja tanpa lupa me-mention sang sponsor hahaha...tapi ini jelas hanya khayalan, bukan mimpi hihi.
Tapi memang banyak jalan
menuju Roma, saya percaya pepatah itu. Sepercaya saya akan banyaknya jalan
menuju Old Trafford...dan saya yakin akan meraihnya, seperti raihan mimpi-mimpi
duniawi lainnya yang sudah lebih dulu terwujud. Someday...
12.33
IZINKAN saya sejenak
memejam mata, berdoa kepada Pencipta agar meridloi dan memudahkan semua urusan
hamba-Nya...aamiin.
Uli dan inspirasi pembangun mimpi ke OT |
Semoga mimpinya cepat terwujud ya 😄
BalasHapusAamiin...matur suwun, sehat selalu geh.
Hapus